Thursday, August 14, 2025

Rumah di Tangah Kampuang, Awal Masyarakat Pintar dan Mandiri di Jorong Tabek Talang Babungo



Matahari sedang melaju ke atas ubun ubun ketika kami serombongan penulis dengan beragam latar belakang tiba di Jorong Tabek Talang Babungo Kabupaten Solok dengan bus dan minibus. Termasuk diantaranya pengangguran tidak tahu arah tujuan seperti saya. Pandangan ketika turun langsung dihadapkan pada sebuah rumah panggung tinggi dengan atap bagonjong berukuran sedang. Pada bagian dinding bangunan tersebut tertulis "Rumah Pintar". rumah tersebut memiliki anjungan kecil yang ramai diduduki anak-anak yang sedang membaca buku cerita.




Meskipun rasa penasaran saya membuncah, saya harus menunggu sejenak untuk mengikuti serangkaian acara pembukaan dan workshop kepenulisan feature yang diadakan Astra dalam rangka pengenalan Anugrah Pewarta Astra yang beberapa tahun lalu membuka kesempatan untuk penulis luar wartawan seperti blogger untuk mengikuti perlombaan yang mereka adakan. Jorong Tabek merupakan salah satu Kampung Berseri Astra yang terletak di provinsi Sumatra Barat, dan dapat dijadikan topik feature untuk diperlombakan sampai November mendatang.

Arakan musik talempong, tari pasambahan, dan tari piring menyambut rombongan penulis umum, narablog, wartawan, dan pewarta foto di Madrasah Ibtidayah Swasta Muallimin Jorong Tabek. Diiringi dengan sajian makanan ringan dan air sirup nila hangat, kami dipandu memasuki ruangan kelas untuk memulai perkenalan dan workshop menulis, sementara pewarta foto mengikuti workshop fotografi.




Kami dipertemukan Saudara Kasri Sastra, seorang penggerak KBA Tabek Talang Babungo. Beliau memaparkan bahwa Rumah Pintar merupakan awal dari perkembangan empat pilar utama yang didorong Astra untuk menopang kehidupan jorong yang berpenduduk 1520 jiwa ini. Beranjak dari pengalaman beliau menimba ilmu di luar negeri, keinginan bertumbuh untuk melihat kampung halaman menjadi lebih baik dari saat beliau belia.




Beliau mulai dengan mencoba merangkul satu per satu warga. Sayangnya, pengorganisasian tidak berjalan lancar ketika kita hanya fokus mengumpulkan warga secara umum. Maka dari itu, dimulailah pembangunan "Rumah Pintar" yang dilaksanakan secara gotong royong. Selain itu, untuk merangkul semua warga dan memudahkan pengorganisasian, Jorong Tabek pun dibagi menjadi 11 zona hijau yang semuanya berperan untuk membantu dan mendukung semua program yang akan dilaksanakan oleh jorong.

Tentunya sesuai dengan nama yang dicatut, hal yang menjadi prioritas utama adalah pendidikan. Setelah workshop, saya berkesempatan untuk melihat salah satu kegiatan Rumah Pintar yang penuh dengan keceriaan anak-anak. Program rumah pintar dimulai dari satu kegiatan sederhana yaitu membaca. Setiap hari kecuali libur anak-anak datang, mengambil absen, mengambil buku yang terletak di rak, lalu mereka akan membacanya secara nyaring dan mendiskusikannya bersama fasilitator. Fasilitator dapat berasal dari masyarakat, dan terkadang jika ada kelompok literasi maupun mahasiswa yang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN), mereka juga ikut menjadi fasilitator kegiatan ini.




Selain kegiatan pendidikan, Rumah Pintar juga dijadikan tempat komunikasi dan pengorganisasian warga, sebagaimana di masa lampau di Minangkabau surau digunakan untuk hal yang sama. Masalah, ide-ide baru, maupun berbagi cerita diadakan di rumah bagonjong tersebut. Dari pembicaraan di rumah itulah banyak ide ide cemerlang di berbagai bidang bermunculan.




Salah satu contoh ide tersebut adalah mengoptimalkan keberadaan koperasi sebagai penopang siklus ekonomi masyarakat. Koperasi Serba Usaha Ekonomi Desa Tabek yang berdiri sejak tahun 2000 merupakan institusi perekonmian yang ampuh dalam mengatasi kemiskinan masyarakat. Tentunya, tanpa modal dan tenaga yang mumpuni pengoptimalan akan sulit terwujud. Disinilah pemerintah dan Astra turun tangan menjadikan KSU ED Tabek sebagai mitra dari program mereka.

Ide lainnya yang terwujud yaitu menciptakan tempat menuntut pendidikan yang dapat mengenalkan anak-anak kelahiran Tabek pada budaya mereka. Berbekal kandang kuda, cikal bakal MIS Muallimin dimulai dari kelompok pengajaran kecil. Setelah ekonomi membaik, bangunanpun mulai diperbaiki. Sekolah inipun mendapatkan bantuan BOS dari pemerintah, yang mengoptimalkan pengoperasian sekolah dan menambah program-program yang bermanfaat bagi masyarakat yang menyekolahkan anaknya. Mulai dari pembelajaran agama, sampai pembelajaran budaya asli jorong untuk para putra putri daerah.






Banyak diantara putra putri yang bersekolah di MIS Muallimin mendapatkan beasiswa Astra, yang membuka kesempatan mereka untuk bersekolah ke jenjang dan institusi yang memberi kesempatan dan jejaring yang lebih besar, seperti universitas dan institut top di pulau Jawa dan Sumatra. Cukup banyak diantara masyarakat yang lulus berkuliah pulang kampung ke jorong untuk mengamalkan ilmu mereka dan membantu program-program yang telah berjalan.

Pembangunan sekolah, pemberian beasiswa dan pengembangan rumah pintar sebagai tempat pengembangan komunitas merupakan banyak jalan yang meningkatkan partisipasi lingkungan dan budaya masyarakat Jorong Tabek. Meningkatnya ekonomi dan status pendidikan juga melahirkan ide ide kemandirian, seperti usaha penjualan makanan, gula aren, gula semut, kopi, serta usaha lainnya.








Salah satu produk usaha khas jorong Tabek adalah gula semut. Menurut salah satu pekerja di rumah produksi, ide memproduksi gula semut ini datang dari salah satu inisiator yang membantu program KBA Tabek sendiri. Astra menyediakan peralatan produksi serta memberikan pelatihan pada pegawai masyarakat yang bergantian memproduksi gula semut. Hasil produksi gula semut dikemas dan dijual dengan harga per kemasan tiga puluh ribu rupiah. Pengolahannya yang melibatkan pemilihan gula aren dengan kualitas dan jenis tertentu membuat gula semut ini menjadi pilihan bagi beberapa orang yang mengalami diabetes sebagai alternatif gula dapur.




Perbaikan pendidikan, perbaikan ekonomi, dan lahirnya usaha mandiri masyarakat merupakan banyak diantara faktor perbaikan kesehatan mental yang dipengaruhi oleh lingkungan. Meskipun begitu, upaya mengubah lingkungan untuk kualitas kesehatan tentu tidak sampai disana. Kebersihan adalah bagian dari kesehatan, dan banyaknya kegiatan yang dilakukan pasti meninggalkan sampah rumah tangga dan industri. Untuk menjawab kebutuhan tersebut, pengolahan sampah menggunakan maggot dimulai pada tahun lalu. Penguraian sampah menggunakan maggot cukup ampuh dalam menanggulangi banyaknya sampah, sehingga hasil pengolahan dapat dipakai kembali kepada tanah maupun kegunaan lainnya.

Selain maggot, juga dilakukan daur ulang jenis lainnya seperti penggunaan ecobricks untuk alternatif alas duduk pada kursi. Penggunaan energi terbarukan juga dilakukan, seperti panel surya yang digunakan untuk lampu lampu jalan di jorong.






Perkembangan jorong Tabek 10 tahun belakangan tidak mungkin hanya dari satu pihak saja. masyarakat dengan nilai luhur gotong royong dan musyawarah mengoptimalkan nilai nilai tersebut dengan menurunkannnya pada generasi muda. Pemerintah berpartisipasi dengan memberikan bantuan pada sekolah, mendukung program masyarakat serta mempromosikan usaha masyarakat. Serta Astra hadir ketika masyarakat jorong Tabek membutuhkan bimbingan pengembangan komunitas serta bantuan finansial seperti modal usaha dan beasiswa.

Hasil dari perkembangan tersebut berasal dari rumah bagonjong yang sore itu saya tinggalkan kembali setelah melihat keriangan anak-anak, canda tawa, dan suara bacaan mereka yang menyenangkan. Karena pengembangan komunitas kelihatannya berasal dari pembicaraan yang tak dianggap, akan tetapi yang tak dianggap tersebut adalah awal dari perjuangan panjang, sulit, dan tentu saja ribet. Akan tetapi tentu saja pengoptimalan akan membuat pengorganisasian yang terasa berat menjadi sedikit ringan. Mulai dari pembagian 11 zona untuk mengenalkan struktur organisasi masyarakat dan memudahkan pengorganisasian dan penyebaran program dan tanggung jawab, sampai pemetaan ide-ide yang nantinya dibantu oleh semua pihak yang memiliki modal.

Perjalanan itu diakhiri dengan malam dingin dalam bus, serta sebuah oleh oleh yang lebih baik daripada teh talua manapun : bahwa pengembangan komunitas merupakan kewajiban semua dan dapat terjadi. Hanya saja, kita harus mengabaikan dunia yang menuntut kecepatan dan mulai membangun kerumitan satu per satu, dalam waktu yang lama dan juga pasti. Lambat asal selamat.

No comments spilled

Post a Comment

Please comment the post after you read it!
your praise, critique, and other is recomended to improve this blog! ^^

Berilah komentar setelah membaca blog. Baik kritik saran dan lainnya dibolehkan ^^